Komunitas Last Community adalah komunikasi yang bergerak di bidang fotografi. Komunitas Last Community merupakan komunitas yang berada di bawah naungan Prodi Ilmu Komunikasi. Komunitas ini sering disebut komunitas lapangan, karena agenda kegiatannya selalu terjun ke lapangan langsung. Komunitas Last Community sering disebut Komunitas LC. Julukan untuk Seluruh anggota LC yaitu Anak Lapangan.

Diklat anggota baru komunitas fotografi “Last Community” yang diadakan di kota Yogyakarta selama 5 hari, dimulai tanggal 11 januari – 15 januari dengan tema “menuju komunikasi hebat “dengan taglinenya“ berkarya tanpa batas “. Diharapkan anggota baru bisa menumbuhkan kreatifitas dibidang fotografi, diklat ini bertujuan untuk mewujudkan kreatifitas dan solidaritas anggota baru terhadap bidang fotografi, Anggota baru di tuntut untuk mencari berbagai macam kategori foto, yaitu : Human Interest ( HI ), Landscape, Foto Seni, Panning dan Bluring. Anggota baru di haruskan untuk bersunggguh-sungguh dalam diklat ini, panitia menekankan bahwa materi fotografi yang didapat saat ini tidak mudah dan murah. Namun, dikarenakan komunitas ini dalam kampus yang di naungi oleh program studi ilmu komunikasi sehingga senior membimbing anggota baru untuk regenerasi anggotanya.

Anggota baru lc fotografi ini sebanyak 19 orang, dengan panitia 20 orang. Kemudian anggota baru ini di bagi menjadi 5 kelompok, selama 5 hari terdapat 25 spot di setiap harinya, yang akan di foto oleh anggota baru. Seperti : alun-alun kidul, taman sari, malioboro dan masih banyak lagi. “panitia pun disebar di berbagai tempat untuk mendampingi dan memantau peserta. Diklat anggota baru lc fotografi ini bertujuan untuk melatih mental anggota baru demi mewujudkan kreatifitas dan solidaritas terhadap dibidang fotografi “ jelas frisky selaku ketua pelaksana. Diklat ini tidak hanya menguji mental anggota baru, tapi mereka juga di tuntut agar bisa berinteraksi dengan orang baru yang belum ia kenal sebelumnya, di kejar deadline dan juga pentingnya management waktu di karenakan 2 jam sekali harus rooling untuk pindah tempat. “Hari pertama mencari foto Human Interest (HI), Landscape, Foto Seni,Panning dan Bluring. Hari kedua mencari jurnalistik foto beserta beritanya, serta dihari ketiga diadakan pengukuhan. Konsep diklat ini dengan sistem rolling yang diadakan 2 jam sekali, dari spot yang satu dan yang lainnya dengan perkelompok mulai dari jam 07.00-16.30 satu harinya terdapat 5 kali rolling.” Sahut Ketupel. Dosen pengampu mata kuliah fotografi bapak Bambang dan bapak Rosi juga datang mengisi materi kepada anggota baru lc. Anggota baru Lc Photography sangatlah antusias dalam pengambilan foto dan mengikutinya dengan baik, sebelum adanya pengukuhan mereka sempat mengeluh harus berjalan berkilo-kilo meter dengan panasnya terik matahari agar mendapatkan foto dan berita yang sesuai dengan yang di tentukan. Sebagaian dari mereka megeluhkan kurangnya waktu untuk beristirahat, dikarenakan memang konsep diklat ini anggota baru di tuntut untuk mencari foto dan menuliskan captionnya mulai jam 07.00- 16.30 di 5 tempat yang berbeda setiap kelompoknya, kemudian jam 19.00-21.00 mereka menulis berita sesuai dengan foto yang ia ambil dan juga bedah foto, dan di jam 21.00-22.00 mereka briefing untuk keesokan harinya. Di hari terakhir, merupakan penentuan lulus atau tidaknya anggota baru dalam diklat, mereka bebas memfoto HI, Seni, Jufo dsb. Mereka harus bisa menghasilkan minimal 1 foto yang dinilai bagus dan layak bagi panitia. Beberapa peserta yang sudah lulus mereka langsung diberikan seragam baru LC oleh senior dan diberi nasehat agar terus berkarya dan terus menjaga lambang LC. Bahkan, beberapa dari mereka yang belum bisa mendapat foto yang bagus menangis, karena mereka kecewa dalam diri sendiri sudah di berikan ilmu selama 4 hari, namun hasilnya belum maksimal, berkali-kali mencoba hingga 19 peserta dinyatakan lulus diklat ini. Mereka pengukuhan anggota baru di 0 km, dengan mengucap ikrar yang di ikuti oleh peserta.

Harapan dengan diadakannya ini jelas ketupel “menjadikan anggota baru bermental yang mandiri agar menguasai dan mempunyai kreatifitas melebihi seniornya, sehingga mempunyai loyalitas terhadap komunitas fotografi ini. Serta mahasiswa yang tergabung dalam komunitas ini, lebih dahulu mengetahui dan memahami fotografi sebelum nantinya ada mata kuliah fotografi itu sendiri”. Laras selaku ketua umum komunitas lc fotografi ini mengharapkan “ semoga dengan diadakannya diklat ini dapat mengembangkan dan mengasah skill mereka dalam dunia fotografi yang telah diberikan oleh kakak seniornya dan mampu bersaing dalam era globalisasi, baik nasional hingga internasional, sehingga mereka mampumengaplikasikan setelah diadakannya diklat ini. Dan juga harapan untuk komunitas lc ini, melahirkan generasi muda yang memiliki solidaritas, kretifitas dan integritas tanpa batas dalam dunia fotografi